Catatan Kritis KADIN Kuningan di Akhir 2025, Antara Stabilitas Pemerintahan dan Mandeknya Pertumbuhan Ekonomi

Catatan akhir tahun Kadin Kuningan.
Pj Ketua Kadin Kabupaten Kuningan, Dani Iskandar.
0 Komentar

Catatan Kritis KADIN Kuningan di Akhir 2025, Antara Stabilitas Pemerintahan dan Mandeknya Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Dani Iskandar Pj Ketua Kadin Kuningan

Menjelang tutup tahun 2025, Kabupaten Kuningan berada di persimpangan penting. Stabilitas sosial dan politik relatif terjaga, narasi pembangunan terus digaungkan, dan seremoni pemerintahan berjalan rapi. Namun pertanyaan mendasarnya sederhana: apakah ekonomi rakyat benar-benar bergerak maju?

Bagi dunia usaha, stabilitas tanpa pertumbuhan bukanlah capaian, melainkan sinyal stagnasi yang dibungkus rapi. Pemerintahan daerah seharusnya tidak hanya menjaga ketenangan, tetapi juga memastikan roda ekonomi berputar lebih cepat dan merata.

Baca Juga:Program MBG Disorot Keras, Ketua LSM Frontal Kuningan Sebut Tata Kelola AmburadulKonservasi dan Investasi Wisata di Cisantana: Kadin Kuningan Bakal Surati Presiden Prabowo

KADIN Kabupaten Kuningan mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam menjaga kondusivitas wilayah. Branding Kuningan sebagai daerah wisata dan konservasi juga terus digaungkan. Sayangnya, di lapangan, pelaku usaha masih berhadapan dengan persoalan lama yang tak kunjung terselesaikan.

Narasi besar seperti “Kuningan Maju” atau “Kuningan Emas” kerap berhenti di dokumen perencanaan. Sementara itu, pelaku UMKM, investor lokal, hingga calon investor eksternal masih bergulat dengan perizinan lambat, biaya logistik mahal, dan minimnya kepastian kebijakan.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, Kuningan bukan sedang berlari menuju kemajuan, melainkan berjalan di tempat sambil merasa sudah melaju.

Salah satu sorotan utama dunia usaha adalah iklim investasi. Pemerintah daerah kerap menjanjikan kemudahan berusaha, namun realitas birokrasi belum sepenuhnya berubah.

Perizinan masih dirasakan berbelit, respons dinas teknis lambat, dan koordinasi antarinstansi lemah. Situasi ini membuat investor cenderung melirik daerah tetangga yang lebih agresif dan adaptif dalam menarik modal.

Tanpa kepastian waktu, biaya, dan hukum, investasi tidak akan tumbuh. Dan tanpa investasi, lapangan kerja hanya menjadi wacana.

Pengangguran dan Kemiskinan: Alarm yang Tak Boleh Diabaikan

Hingga penghujung 2025, penurunan angka pengangguran di Kuningan belum menunjukkan lonjakan signifikan. Ini menandakan bahwa investasi yang masuk—jika ada—lebih bersifat padat modal, bukan padat karya.

Baca Juga:Resmi Diangkat, 4.271 PPPK Paruh Waktu Kuningan Rayakan Awal Pengabdian BaruMotor Teman Sendiri Dicuri, Tim Resmob Polres Kuningan Langsung Borgol Tiga Pelaku

Kegagalan mendorong hilirisasi sektor pertanian dan peternakan menjadi industri pengolahan adalah peluang yang terlewat. Padahal, potensi lokal Kuningan sangat besar untuk menyerap tenaga kerja jika dikelola secara industrial dan berkelanjutan.

0 Komentar