KLIKKUNINGAN.COM – Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Dalam dua hari terakhir, tercatat dua bencana alam terjadi secara bersamaan.
Angin kencang yang merusak bangunan sekolah di Kecamatan Maleber dan tanah longsor di Kecamatan Selajambe.
Insiden angin kencang tersebut menimpa MTSN 9 Maleber di Desa Maleber.
Baca Juga:PMII Kuningan Gelar Pelatihan Kader Lanjut, Wabup Tuti: Kualitas Kader Lebih PentingBanyak Dapur MBG di Kuningan Belum Miliki Izin Resmi, Hanya Satu yang Kantongi Sertifikat Laik Fungsi
Hujan deras disertai tiupan angin kuat menyebabkan atap toilet sekolah sepanjang 20 meter roboh, serta menumbangkan satu pohon kersen berdiameter 30 sentimeter di area halaman sekolah.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerusakan yang terjadi membuat fasilitas toilet siswa tidak bisa digunakan sementara waktu, dan jalur listrik yang tersambung ke bangunan tersebut terputus.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, menjelaskan bahwa setelah menerima laporan, pihaknya langsung menurunkan tim ke lokasi untuk melakukan penilaian awal.
“Kami segera berkoordinasi dengan pihak sekolah, aparat kecamatan, TNI, dan Polri untuk melakukan penanganan darurat. Pembersihan material atap dan pohon tumbang juga sudah dilakukan,” ujarnya, Kamis (16/10).
Indra menambahkan, kondisi di lokasi kini berangsur normal, meski atap toilet yang ambruk masih terbuka dan menunggu proses perbaikan.
Ia juga mengingatkan agar pihak sekolah tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca buruk lanjutan, mengingat wilayah Kuningan masih berpotensi mengalami hujan lebat disertai angin kencang.
Sementara itu, bencana tanah longsor terjadi di Desa Selajambe, Kecamatan Selajambe. Longsoran menimpa tebing bahu jalan Cipasung–Subang sepanjang 18 meter dengan tinggi sekitar 4 meter.
Baca Juga:Masa Tenor 4 Tahun, Pemkab Kuningan Resmi Kantongi Pinjaman Rp74 Miliar dari Bank BJBTerhimpit Tekanan Fiskal, Pemkab Kuningan Pangkas Anggaran Seremonial dan Fokus pada Program Prioritas
Material tanah longsor tersebut juga mengancam Mushola Al-Nurul Iman yang berada tidak jauh dari lokasi.
Selain itu, jalan lingkungan sepanjang 5 meter dengan ketinggian 8 meter turut longsor dan menimpa halaman belakang rumah warga bernama Riki (27), yang tinggal bersama keluarganya termasuk seorang balita.
Tidak ada korban jiwa, tetapi material longsor menutup sebagian halaman rumah dan berpotensi membahayakan fasilitas umum di sekitarnya.
Pembersihan material dilakukan secara gotong royong oleh warga bersama aparat desa dan petugas BPBD.
Menurut Indra, upaya rekonstruksi dan perbaikan infrastruktur akan dikonsultasikan lebih lanjut dengan instansi teknis terkait.