KLIKKUNINGAN.COM – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan sektor pertanian yang tangguh dan berwawasan lingkungan.
Pada Jumat (9/5/2025), dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Dr Wahyu Hidayah, Diskatan menginisiasi pembangunan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di Desa Jalaksana sebagai bagian dari Gerakan Pengendalian (Gerdal) Hama Tikus.
Upaya ini menjadi solusi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi serangan hama tikus tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
Baca Juga:Sekolah Rusak Parah Diterjang Pohon Tumbang, Proses Belajar 90 Siswa di Cihaur Kuningan Terhambat87.920 Batang Rokok Ilegal Disita di Kuningan, Satpol PP dan Bea Cukai Gelar Razia di 5 Kecamatan
Program Rubuha merupakan hasil sinergi antara Diskatan, UPTD Jalaksana, UPTD Brigade Proteksi, dan Kelompok Tani Gapoktan Laksana Jaya.
Rumah burung hantu tersebut dirancang sebagai tempat tinggal bagi predator alami yang mampu menekan populasi tikus secara alami.
“Langkah ini bukan hanya sekadar reaksi terhadap serangan hama, melainkan strategi preventif. Kami ingin para petani terbiasa menghadapi potensi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan cara yang lebih ramah lingkungan,” ujar Wahyu.
“Rubuha bukan hanya simbol, tapi bentuk nyata kepedulian kita untuk melindungi sawah dari kerusakan.”
Menurut Wahyu, keberhasilan pertanian masa kini tidak hanya diukur dari hasil panen semata, tetapi juga dari keberlanjutan dan kelestarian alam.
“Kami ingin menciptakan sistem pertanian yang tidak hanya produktif, tetapi juga cerdas. Dengan menjaga keseimbangan alam, kita bisa meraih hasil panen maksimal secara berkelanjutan,” tambahnya.
Rubuha terbukti menjadi metode efektif dalam menanggulangi ancaman tikus yang kerap merusak lahan pertanian.
Baca Juga:Prediksi Skor Persib Bandung vs Barito Putera di GBLA, Targetkan Kemenangan Manis Usai Kunci Gelar JuaraPersib Bandung Pastikan Gelar Juara Liga 1 2024-2025, Ini Jumlah Hadiah yang Dikantongi
Selain efisien, pendekatan ini juga mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia yang dapat mencemari lingkungan.
Para petani setempat menyambut baik inisiatif ini. Mereka merasa didukung secara langsung oleh pemerintah dan lebih percaya diri dalam menghadapi musim tanam.
“Kami senang karena ada solusi nyata dari pemerintah. Ini sangat membantu kami di lapangan,” tutur salah satu anggota Gapoktan Laksana Jaya.
Diskatan menegaskan bahwa inisiatif serupa akan terus dikembangkan ke daerah-daerah lain yang rawan serangan hama.
Strategi berbasis ekosistem akan menjadi pijakan utama dalam membangun sistem pertanian yang berkelanjutan dan kuat.