Dominasi Inter dan Pelajaran untuk Barcelona
Kemenangan ini menegaskan posisi Inter sebagai salah satu tim elite Eropa musim ini.
Setelah leg pertama yang berakhir sama kuat, skuad asuhan Simone Inzaghi menunjukkan kedalaman dan karakter kuat, meski harus bermain tanpa Benjamin Pavard serta sempat kehilangan Lautaro Martinez di laga sebelumnya karena cedera.
Penampilan impresif Acerbi dan Frattesi, ditambah kontribusi heroik dari Sommer, menjadi kunci sukses Nerazzurri.
Baca Juga:Pemkab Kuningan Tegaskan Komitmen Perkuat Arah Pembangunan DaerahPemkab Kuningan Siapkan "Morning Work For Humanity": Perpaduan Olahraga Pagi dan Aksi Sosial
Sementara itu, Barcelona harus menelan pil pahit. Meskipun menunjukkan perlawanan hebat di babak kedua, mereka kembali gagal menjaga konsistensi permainan dalam laga tandang penting.
Absennya Jules Kounde serta rapuhnya lini belakang, terutama performa kurang meyakinkan dari Gerard Martin yang sering kalah duel dengan Dumfries, menjadi titik lemah yang dimanfaatkan Inter.
Pertarungan ini juga menyoroti perbedaan filosofi permainan.
Inter mengedepankan pendekatan taktis yang disiplin serta serangan balik cepat, sementara Barcelona mencoba mengeksplorasi kreativitas pemain mudanya di bawah arahan Hansi Flick.
Namun, pengalaman serta ketangguhan mental Inter dalam momen krusial menjadi faktor pembeda di laga ini.
Lautaro Martinez: Air Mata, Tekad, dan Kebangkitan
Lautaro Martinez mengungkapkan emosinya setelah kembali bermain meski sempat diragukan tampil karena cedera otot.
“Saya sempat dua hari hanya bisa menangis di rumah,” kata Martinez kepada Sky Sport Italia. Cedera yang ia alami di leg pertama sempat membuatnya khawatir tak bisa berpartisipasi di laga krusial ini.
Menurutnya, pemulihan tersebut adalah hasil dari dedikasi penuh bersama tim medis Inter.
Ia mengakui belum sepenuhnya pulih, namun bertekad untuk tetap bermain.
Baca Juga:Akhir Penantian, Ijazah Eks Karyawan PT Panjunan Resmi DikembalikanDiskopdagperin Berlakukan Sanksi Baru: Pegawai Mangkir Apel Harus Pimpin Apel Berikutnya
“Bagi saya, laga seperti ini adalah panggung untuk memberikan segalanya. Saya berjanji kepada keluarga saya bahwa saya akan turun ke lapangan,” ujarnya dengan penuh emosi.
Martinez juga menyoroti kemajuan Inter dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami telah berkembang setiap musim dalam empat atau lima tahun terakhir. Ini adalah tim yang pantang menyerah,” ucapnya sambil memuji atmosfer luar biasa yang diciptakan para penggemar di Meazza.