Cuaca Ekstrem Belum Mereda, 116 Bencana Terjadi di Kuningan Sejak Awal Tahun

Bencana alam masih bisa terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana.
0 Komentar

KLIKKUNINGAN.COM– Meski sudah memasuki pertengahan April, cuaca di Kabupaten Kuningan masih menunjukkan tanda-tanda ekstrem.

Masyarakat diimbau tetap waspada karena intensitas hujan masih tinggi, meskipun secara kalender seharusnya sudah mulai memasuki musim kemarau.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana menyampaikan bahwa wilayahnya saat ini sedang berada pada fase peralihan dari musim hujan ke pancaroba.Namun, curah hujan yang terjadi masih cukup sering dan deras.

Baca Juga:Tawuran Antar Pelajar SMP di Lapangan Ragasakti, Dua Siswa Luka Serius Akibat Senjata TajamMalang, Penambang Pasir Tewas Tenggelam di Sungai Ciwado

“Menurut data dari BMKG, April ini memang masih masuk dalam musim hujan. Meski perlahan mulai memasuki pancaroba, hujan masih sering turun di banyak wilayah,” ujar Indra, Rabu (23/4/2025).

Berdasarkan laporan BPBD, sepanjang Januari hingga 14 April 2025, tercatat 116 kejadian bencana hidrometeorologi terjadi di Kuningan.

Mayoritas berupa longsor dan kerusakan bangunan akibat tanah yang tidak stabil serta bangunan yang sudah tua.

Secara rinci, terdapat 70 peristiwa bencana pada Januari, 22 kejadian di Februari, 10 di bulan Maret, dan 14 insiden tercatat hingga pertengahan April.

Mantan Camat Subang Kabupaten Kuningan itu menambahkan, jumlah ini masih mungkin bertambah karena curah hujan diperkirakan masih akan tinggi hingga akhir bulan.

“Hingga tanggal 21 April, jumlah kejadian untuk bulan ini bertambah menjadi 18. Dan itu belum termasuk laporan yang mungkin belum masuk dari desa-desa,” kata Indra.

Tim BPBD segera turun tangan setiap kali terjadi bencana, melakukan penilaian cepat serta menyalurkan bantuan darurat bagi warga yang terdampak.

Baca Juga:Pasca Dilantik, Ketua Bakti Taskin Kuningan Langsung Sambangi Warga Miskin EkstremBP Taskin Yakin Kuningan Siap Tumbuh Jadi Sentra Industri Pertanian

Langkah-langkah lanjutan kemudian disesuaikan melalui koordinasi dengan instansi terkait dan pihak pemerintah daerah.

Dua kejadian terbaru menegaskan bahwa kondisi cuaca belum stabil. Di Desa Lingga Indah, Kecamatan Cilimus, ambruknya Tembok Penahan Tanah (TPT) mengancam akses utama desa. Penanganan sementara dilakukan secara gotong royong oleh warga dan pihak desa.

Sementara di Desa Manggari, Kecamatan Lebakwangi, dua rumah mengalami kerusakan berat setelah tanah di sekitar kolam penampung air mengalami ambles.

Warga yang terdampak langsung dievakuasi untuk menghindari risiko lebih besar.

“Kami telah menyalurkan bantuan darurat seperti terpal, karung pasir, dan kebutuhan pokok. Tapi untuk solusi jangka panjang, seperti perbaikan rumah atau relokasi, diperlukan kerja sama dengan lembaga lain,” tambah Indra.

0 Komentar